Pendahuluan
Keuangan syariah semakin diminati masyarakat karena tidak hanya menawarkan solusi finansial, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan keberkahan. Salah satu nilai utama yang membuat lembaga syariah berbeda dengan konvensional adalah transparansi. Setiap akad, biaya, hingga hak dan kewajiban nasabah dijelaskan secara terbuka sejak awal.
Lalu, mengapa transparansi ini menjadi ciri khas yang melekat pada lembaga syariah?
1. Prinsip Syariah Menuntut Keterbukaan
Islam mengajarkan agar semua transaksi dilakukan dengan jujur dan jelas (akad yang transparan). Rasulullah SAW bersabda:
"Penjual dan pembeli memiliki hak khiyar (memilih untuk melanjutkan atau membatalkan transaksi) selama mereka belum berpisah. Jika mereka jujur dan menjelaskan kondisi barang, maka transaksi mereka diberkahi. Tetapi jika mereka menyembunyikan dan berdusta, maka keberkahan dihapus."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan pentingnya kejujuran dan keterbukaan dalam transaksi.
2. Menghindari Unsur Riba, Gharar, dan Maisir
Lembaga syariah wajib menjelaskan secara rinci biaya, akad, dan risiko agar tidak ada unsur yang merugikan nasabah, seperti:
Riba (bunga) → dilarang, diganti dengan sistem margin atau ujrah yang jelas.
Gharar (ketidakjelasan) → dihindari dengan akad yang transparan.
Maisir (spekulasi/judi) → dicegah dengan transaksi yang pasti dan adil.
Dengan transparansi, nasabah tahu persis apa yang mereka bayar dan dapatkan.
3. Memberikan Kepastian dan Rasa Aman bagi Nasabah
Transparansi membuat nasabah yakin bahwa:
Tidak ada biaya tersembunyi.
Besarnya cicilan, margin, atau biaya penitipan (ujrah) sudah jelas sejak awal.
Mekanisme jika gagal bayar juga dijelaskan, misalnya melalui penjualan barang jaminan dengan kelebihan dikembalikan kepada nasabah.
4. Diawasi oleh DPS dan OJK
Lembaga syariah tidak hanya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara hukum, tetapi juga oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk memastikan semua transaksi sesuai syariat. Pengawasan ganda ini menuntut transparansi penuh, sehingga masyarakat semakin percaya.
5. Membangun Kepercayaan dan Keberkahan
Transparansi adalah pondasi kepercayaan. Lembaga yang jujur dan terbuka akan lebih dipercaya nasabah. Tidak hanya itu, transaksi yang jelas dan halal juga membawa keberkahan, baik bagi lembaga maupun nasabah.
Penutup
Transparansi adalah ciri khas lembaga syariah karena merupakan perintah agama, cara menghindari praktik merugikan, dan jalan untuk membangun kepercayaan. Dengan keterbukaan, nasabah tidak hanya merasa aman secara finansial, tetapi juga tenang secara spiritual karena transaksi yang dilakukan halal dan berkah.
Lembaga syariah: jujur, transparan, dan menenangkan hati.